Senin, 12 November 2018

Minggu, 04 Januari 2015

5 Alasan Untuk Memulai Bisnis Sendiri

Anda mungkin sudah sejak lama memimpikan ingin memiliki bisnis sendiri, namun belum berani mewujudkannya.
 
Cobalah simak dulu beberapa alasan untuk memulai bisnis sendiri berikut ini, siapa tahu bisa menginspirasi Anda.
 
1. Kepuasan pribadi
Saat memutuskan untuk memulai bisnis sendiri, pasti Anda akan memilih bidang yang memang Anda minati. Dengan mengerjakan sesuatu yang Anda sukai tentu saja akan membawa kepuasan bagi pribadi Anda sendiri. Jika minat Anda sudah jelas, Anda pun tak akan kesulitan untuk menentukan bidang bisnis yang akan dibangun.
 
2. Menjadi bos untuk diri sendiri
Salah satu keuntungan memiliki bisnis sendiri adalah Anda bisa menjadi bos untuk diri sendiri. Anda yang akan mengatur jadwal, sesuai dengan kenyamanan Anda bekerja. Anda pula yang mengatur tenggat waktu. Namun di satu sisi, Anda juga harus bisa disiplin, karena salah pengaturan waktu bisa berakibat buruk bagi bisnis Anda.
 
3. Bisa kreatif
Berbeda dengan bekerja di sebuah perusahaan tertentu, dengan bekerja sendiri Anda akan bisa melepaskan sisi kreatif Anda. Apabila bekerja dengan orang lain membuat Anda merasa terkurung dan tidak bebas berekspresi, maka memiliki bisnis sendiri adalah pilihan terbaik Anda.
 
4. Dapat menguntungkan
Tidak harus memiliki bisnis besar untuk mendapatkan untung. Banyak bisnis kecil yang juga mendapatkan laba, walaupun mungkin proses di awalnya cukup sulit. Bukan tidak mungkin bisnis pemula Anda juga bisa menjadi besar. Tentu saja dengan ketekunan dan usaha dalam menjalankannya, bisnis Anda pun bisa meraih keuntungan.
 
5. Bisa menjadi karir kedua
Jika Anda belum yakin untuk meninggalkan karir Anda sebagai pekerja kantoran, maka jadikan bisnis sebagai karir kedua Anda. Mungkin akan terasa sulit untuk menjaga keduanya tetap seimbang. Karena itu, Anda harus berusaha mengatur waktu antara keduanya dan tentukan mana yang jadi prioritas pendapatan utama.

Rabu, 31 Desember 2014

Bisnis Waralaba Makanan Paling Menjanjikan di Tahun 2015

 
Bisnis Waralaba Makanan
 
 
Anda yang tengah mencari peruntungan dalam berbisnis, cuan waralaba atau franschise tahun depan masih menggiurkan. Pertumbuhan ekonomi yang membaik mendorong naiknya pendapatan warga. Utamanya, kenaikan jumlah kelas menengah.

Boston Consulting Group memprediksi jumlah kelas menengah di Indonesia sebesar 64% dari 2012 yang berjumlah 41,6 juta jiwa menjadi 68,2 juta jiwa pada 2020. Dengan pengeluaran berkisar berkisar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per bulan, kelas menengah ini menjadi pasar potensial bagi bisnis, tak terkecuali pebisnis waralaba.

Ketua Komite Tetap Waralaba dan Lisensi Kadin Amir Karamoy mengatakan, bisnis waralaba masih akan semarak tahun depan. Tak hanya waralaba lokal tapi juga waralaba asing. "Potensi pasar Indonesia jadi pemacu," ujar dia.

Berlakunya pasar bebas ASEAN, pewaralaba dari negeri tetangga di kawasan Asia Tenggara akan menyerbu pasar Indonesia. Pebisnis waralaba Thailand dan Filipina termasuk agresif mengincar bisnis di Indonesia. Dalam pameran Franchise & License Expo Indonesia 2014 belum lama ini, sekitar 45 brand waralaba asing siap merambah pasar Indonesia.

Mereka datang dari Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Jepang. Kebanyakan dari mereka membidik sektor makanan. "Ini bisnis paling unggul di tahun depan," kata Amir.

Naiknya pendapatan bertambahnya warga kelas menengah, berikut perubahan gaya hidup menjadi pendorong bisnis ini. Alasan yang sama menjadikan bisnis waralaba seperti ritel, salon dan spa, travel, pendidikan serta klinik kesehatan dan kecantikan juga menjanjikan. "Investor Jepang juga akan masuk bisnis kesehatan dan ritel lebih banyak lagi, " tandas Amir.

Pengamat waralaba Anang Sukandar menambahkan, bisnis waralaba kuliner masih akan mendominasi tahun depan. "Dibandingkan sektor lain, bidang makanan masih nomor satu," ujarnya. Bisnis ini menjanjikan karena pasarnya besar dan dibutuhkan semua orang sehingga perputaran uangnya lebih cepat.

Urutan kedua sektor ritel. Selanjutnya diisi sektor lain yang mayoritas berhubungan dengan kebutuhan warga dan gaya hidup konsumerisme. Sayang, peluang menggiurkan dari sektor kuliner, kata Amir dan Anang, dominan diambil waralaba asing. Adapun jagoan lokal, banyak yang bermain di sektor ritel. "Waralaba lokal jago kandang, padahal peluang di Asean juga terbuka, "ujar Amir.