Peternakan merupakan sektor usaha yang menjanjikan. Hal tersebut
terungkap saat acara Berita Resmi Statistik yang diadakan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) Bali belum lama ini.
Panusunan Siregar,
Kepala BPS Provinsi Bali, mengatakan ongkos usaha sektor mulai dari
pertanian, peternakan dan kesehatan hewan sangat tinggi terutama pada
pengadaan biaya produksinya. Namun di Bali usaha peternakan sangat
menjanjikan, tak heran banyak orang yang mencoba usaha peternakan
tersebut.
Contohnya usaha peternakan sapi potong, total biaya
produksinya mencapai Rp2,2 juta/ekor/tahun. Sebagian besar biaya
tersebut digunakan untuk pakan Rp1,1 juta/ekor/tahun dan biaya pekerja
Rp1 juta/ekor/tahun. Selain itu, biaya untuk pemeliharaan kesehatan dan
lain-lain sebesar Rp26.000/ekor/tahun dan Rp58.000/ekor/tahun. Sisa
biaya lainnya adalah untuk bahan bakar minyak, listrik, dan air.
"Dengan
nilai produksi sebesar Rp3 juta per ekor per tahun, maka usaha
peternakan sapi potong dapat dikatakan untung. Umumnya sebagian kegiatan
ternak dilakukan sendiri oleh peternaknya dan pakan ternak tidak beli.
Maka keuntungan yang diterima peternak sebesar biaya pemeliharaan &
pakan yang tidak dikeluarkan peternak tersebut," kata Panusunan Siregar,
Jumat (26/12/2014).
Dari total rumah tangga usaha sapi potong,
69,98% mengusahakan 1 hingga 2 ekor. Sebesar 60,94% bertujuan untuk
pengembangbiakan dan 81,78% mengusahakan dengan cara dikandangkan.
Berdasarkan
intensitas penjualan, sebanyak 82,76% rumah tangga usaha sapi potong
menjual ternaknya secara tidak rutin dan 55,75% diantaranya menjual
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tambah Panusunan.
"Rata-rata
biasanya para rumah tangga tersebut menjual hasil ternak mereka pada
bulan Desember 2013 hingga Januari 2014," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar